aku menelan semua pahit yang kau suguhkan
sepahitpahitnya bagi biru empedu
tandas di dasar cawan berdenting
setelahnya ku kan datangi
dengan sejuta lafal kebenaran
yang mungkin tiba oleh ribu aksara
semua yang selalu kau sebut fitnah
Hai kau yang asyik mengeruk rempah
mematrimatri dongeng pagi hari
mereka yang semula memujamu
mereka pula yang kelak menyayatmu
membiarkanmu di dinding-dinding berlumut
...hosana hosana..mulut bermadu itu
akhirnya pula berteriak....
salibkan dia..salibkan..dia